KONSEP HOME SCHOOLING CINTA ANAK by ayah edy
--------------------------------------------------------------
1. HSCA akan lebih fokus pada 4 hal Pokok:
• Activities Plan untuk memberikan sebanyak2 Stimulusi kegiatan pada anak hingga anak lebih banyak mengetahui berbagai macam hal yg ada di lingkup kehidupan sehari2 juga orang tuanya.
• Media pembelajaran, mencari media pembelajaran dari berbagai mecam hal terutama melalui aktivitas harian yg dilakukan kedua orang tuanya dari pagi hingga sore dan selama satu minggu bulan dan tahun.
• Melakukan observasi hasil pencapaian masing2 anak secara individual basis tanpa membanding2kan dengan hasil pencapaian anak lain.
• Mengambil jalur evaluasi formal melalui SISTEM PKBM dan ujian PAKET.
2. PRINSIP2 POKOK YG DI KEMBANGKAN
• Mengembangkan kreativitas melalui aktivitas hasian orang tua nya setiap hari dan setiap waktu.
• Mengembangkan Akhlak melalui proses yg di lakukan dalam beraktivitas bersama orang tua dan anak2 lainnya.
• Tidak lagi menetapkan target2 pencapaian pada anak, karena Tuhan secara "built in" (tertanam) telah menetapkan Target Alamiah masing2 anak berdasarkan perkembangan usia dan tipologi unik masing2 anak, yg dibutuhkan anak hanyalah mendapat kesempatan untuk meng eksplorasi sebanyak2 hal dalam beraktivitas bersama orang tuanya.
• Memberikan kesempatan sebesar2nya pada anak untuk bertanya tentang apa saja selama melakukan aktivitas dengan orang tuanya dan jika belum tuntas pembahasan pertanyaannya dapat di lanjutkan dirumah.
3. Definisi Cerdas secara sederhana adalah apabila seorang anak:
• Selalu tertarik untuk mengetahui, menggali lebih dalam berbagai macam hal disekitarnya.
• Selalu ingin mencoba sesuatu yg baru dilihatnya.
• Selalu aktif bertanya tentang berbagai macam hal yg di lihatnya selama beraktivitas bersama orang tuanya.
• Selalu berusaha untuk mencari cara untuk memecahkan masalahnya juga masalah orang lain.
• Dan bukan anak yg bisa baca tapi tidak tahu maknanya, bisa menghitung perkalian hingga 100 tapi tidak tahu maknanya dan apa manfaatnya bagi kehidupannya. Dan bukan pula hasil skoring test2 tertulis mata pelajaran yg dalam waktu kurang dari 1 minggu sudah dilupakannya.
4. Definisi Berkarakter secara sederhana adalah:
• Anak aktif menggunakan perasaannya untuk mengukur apakah tindakannya baik bagi orang lain,
• membantu orang lain dan tidak menyakiti atau mengganggu orang lain dalam berkatifitas.
• Anak menggunakan pertanyaan dan logikanya untuk mengukur tindakannya apakah baik atau
• merugikan bagi orang lain, melalui bimbingan dari orang tuanya.
5. Fokus untuk mengembangkan Karakter anak adalah dengan membimbing dan mengembangkan KARAKTER/AKHLAK ORANG TUANYA, Karena banyak contoh karakter buruk itu di tiru anak dari orang tuanya dan apa bila orang tuanya Berkarakter baik maka anak pasti akan mencontohnya. Banyak orang tua yg memiliki karakter kurang baik tapi tidak menyadarinya..., misalnya saja membuang sampah sembarangan (perhatikanlah jika kita berpiknik ke pantai, ke gunung atau tempat wisata lainnya, atau kemanapun yg tersisa adalah SAMPAH YG BERTUMPUK dan BERSERAKAN DIMANA2)...., tidak mengantri dan menyerobot di jalan, melakukan kesalahan tapi malah ngotot dan bukannya meminta maaf. Mengucapkan terimakasih saat orang membukakan pintu bagi kita dsb. Termasuk diantaranya mengurung kebebasan burung untuk di pelihara yg sering dilakukan oleh para orang tua dan di contoh anaknya, padahal jika menggunakan hati dan logika "Jika kita yg di kurung dalam sangkar apa rasanya, dan maukah kita" Itulah yg sering terjadi di kehidupan kita sementara jika kita bandingkan dengan negara2 maju, tak satupun dari mereka yg mengurung burung liar dalam sangkar hanya untuk kesengan pribadi.
6. Fokus mengembangkan kecerdasan anak adalah dengan Mengembangkan PEMAHAMAN YG BENAR TETANG ARTI KECERDASAN YG SESUNGUHNYA pada para orang tua. Karena orang tua adalah yg paling besar berperan untuk MEMBONSAI kreativitas dan kecerdasan alamiah anak yg dibawa sejak lahir.
7. Mengembangkan kemampuan anak bukan sesuai KEMAUAN dan Amibisi orang tuanya tapi kepada potensi unggul alamiah bawaan lahirnya.
8. Apapun arah profesi yg menjadi keinginan anak adalah Mulia asalkan ia melakukannya dengan sepenuh hati, bahagia dan bermanfaat bagi diri dan orang lain. Terlepas jika ia hanya ingin menjadi penelola SAMPAH, maka Jadilah pengelola sampah terbaik di dunia seperti pengelola sampah di Tokyo atau di California yg membuat kedua kota tersebut bersih dari sampah dan bau sampah yg menyengat.
9. Sistem Evaluasi tidak di tekankan pada Test dan nilai dari hasil test tersebut melainkan pada Prilaku Kecerdasan dan Prilaku Ahlaknya yg lebih real dan faktual dan dapat di rasakan/dilihat langsung. Kita akan memperhatikan prilaku negatif anak sebagai indikator baik dan buruknya Kreativitas, Kecerdasan juga akhlaknya..
Contoh kasus adalah jika seorang anak yg sebelumnya ceria kemudian menjadi pendiam dan tidak lagi tertarik pada apa yg dilihatnya dan cenderung mengisolasi diri menunjukkan tanda2 telah terjadi kekeliruan dalam sistem mengajar dan mendidiknya, atau ada yg telah membonsai kecerdasannya. Contoh lain apa bila seorang anak semakin hari semakin sulit di kelola prilakunya maka ini merupakan indikator penurunan prilaku Ahlaknya.
10. Menjadikan Anak sebagai alat ukur keberhasilan KURIKULUM DAN PROGRAM PEMBELAJARAN dan bukan menjadikan KURIKULUM DAN PROGRAM PEMBELAJARAN sebagai alat untuk menilai anak.
11. HASIL RAPORT KECERDASAN ANAK di tunjukkan melalui prilaku cerdas dan akhlaknya sehari2 yg dapat dilihat langsung dan dirasakan oleh orang2 atau anak2 lain yg berada di dekatnya atau beraktivitas bersamanya (bukan melalui BUKU RAPORT seperti umumnya sekolah). Selain itu orang tua juga akan diminta untuk MENDOKUMENTASIKAN dan MENG ARSIPKAN hasil produk kreatifitas anaknya misalnya: Merekam Videokan anaknya yg menari jika anaknya memiliki potensi seni tari yg tinggi untuk dinilai perkembangannya serta rencana profesinya, Meng Arsipkan hasil lukisan anak di setiap jenjang usianya, hasil karya apa saja desai lego, deasin bangunan , Robotik dan apa saja yg menjadi karyanya selama periode pembelajaran setiap tahun. Dan sebagai dasar analisis pembimbingan arah profesi masa depannya.
12. Di upayakan untuk terus memberikan bimbingan pada orang tua melalui forum Sharing Pengalaman tentang bagaimana teknik dan cara mengatasi permasalah yg dihadapi bersama anak mereka dalam menjalankan Home Schooling. Hingga kelak para orang tua akan menjadi para pendidik yg ahli dan menjadi pembimbing bagi orang tua lainnya yg baru bergabung bersama HSCA.
13. Insya Allah kami mengangkat Tema Home Schooling ini dalam talkshow via SMART FM dan akan menawarkan pada beberapa orang tua yg berminat untuk ikut bergabung pada program TRIAL KAMI
PIC: Bu Ratih email: ranaufal@gmail.com
Diposkan oleh Ayah Edy di 09:46 1 komentar
Sabtu, 01 Oktober 2011
KURIKULUM YG HARUS DI ROMBAK ATAU OTAK ANAK KITA YG HARUS DI ROMBAK..?
------------------------------------------------------------
Jika anak tidak cocok/alergi dengan makanan tertentu maka segera saja dokter akan melarang orang tuanya memberikan makanan tersebut pada anaknya dan menggantinya dengan makanan lain yg tidak menimbulkan reaksi negatif pada anak.
Jadi kesimpulannya bukan anaknya yg bermasalah tapi makanannya-lah yg bermasalah. Bagaimana jika kurikulum dan cara pengajaran di sekolah yg tidak cocok dengan anak...? Kurikulumnya yg harus di ganti atau anak kita yg dipaksa untuk terus menelan setiap hari kurikulum tsb.
Peristiwa ini ternyata terjadi pada Program Trial Home Schooling kami, PROGRAM PEMBELAJARAN YG TELAH KAMI SUSUN BERSAMA DENGAN SEKSAMA ternyata setelah di praktekan banyak yg TIDAK COCOK pada anak2 alias anak2nya Alergi menerimanya. Maka keputusan kami bersama adalah segera MENGGANTI sistem kurikulum dan metode pembelajarannya, dan bukan memaksakan anaknya untuk menelan kurikulum dan sistem pembelajaran yg tidak cocok tsb, Padahal kami sudah merasa sangat hati2 sekali dalam merancang dan menyusunnya. Tapi kami selalu berprinsip tidak ada yg salah dengan sifat alamiah anak2 kita tapi justru kemungkinan besar kamilah yg membuat kesalahan dalam proses perancangan dan aplikasinya.
Untuk itulah hari ini kami menjadwalkan untuk workshop mengkaji dan menyusun ulang kurikulumnya bagi para pelajar HS kami.
Keluarga Indonesia yg sy cintai, Ingatlah, bahwa selalu pada dasarnya otak kita adalah alat uji sebuah sistem pembelajaran dan kurikulum, dan bukan sistem KURIKULUM yg menguji otak anak kita apakah pintar atau bodoh. Karena kurikulum hanyalah ciptaan manusia sementara otak anak2 kita adalah Ciptaan Sang Maha Sempurna.
Jika seorang anak tidak cocok terhadap sistem pembelajaran dan Menu Kurikulum maka bukan anaknya yg di paksa terus menelannya setiap hari, tapi segeralah mengkaji ulang untuk mengganti dengan yg Ramah Otak Anak.
Karena kami yakin bahwa TUHAN TIDAK PERNAH SALAH MENCIPTAKAN OTAK ANAK-ANAK KITA, Tapi kemungkinan besar justru manusialah yg salah dalam menyusun program pembelajaran dan kurikulum bagi anak2 kita.
Berita gembiranya adalah bahwa saat ini sudah mulai banyak sekolah yg sadar dan peduli terhadap masalah ketidak cocokan yg dipaksakan ini, Itulah sebabnya salah satu sekolah Alam di Ciganjur dan Bogor lebih memilih membuat sistem pembelajaran dan kurikulum sendiri yg lebih cocok pada anak, dan merelakan diri untuk mengambil sistem PKBM dan ujian PAKET A B (persis seperti kami di HS) ketimbang memaksakan anak menelan kurikulum yg membuatnya Stess, Malas2an, tawuran atau bahkan Mogok sekolah. Wow sebuah tindakan yg sangat nekad dan berani....!!!!! Semua ini bisa terjadi juga karena dukungan dari para ortu yg menyekolahkan anaknya di sana.
Semoga semakin banyak para guru dan pimpinan sekolah yg peduli pada masalah ketidak cocokan SISTEM PEMBELAJARAN DAN KURIKULUM SEKOLAH PADA ANAK DIDIKNYA.
Mari kita bangun Indonesia yg kuat dari Keluarga melalui anak2 kita tercinta. Jika bukan kita yg peduli pada anak2 kita lantas siapa lagi...?
-Ayah Edy-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar