Kamis, 21 Juni 2012


Mengajar di Sekolah, Oh Nasib...:(
Aku keingat tulisannya Malcom S. Knowles (Pakar Pendidikan Org Dewasa Amrik, 1972). 
Alkisah, Untuk pertama kali di hidupnya, seorg anak Pendeta Kristen masuk SD. Hari-1 dia semangat dlm hidupnya karena itulah ajaran Papanya. Guru matematika ngajar 2+5=7. Dia hafal betul-betul itu. Maklum, dia sudah biasa menghafal ayat-ayat Alkitab di Sekolah Minggu oleh guru-gurunya.

Hr ke-2, Dia lebih semangat, dgn harap-harap cemas akan disuruh berdiri di kelas utk hafal itu. Tak dinyana, Si Guru mengajar 3+4= 7 hari itu. Anak itu mulai ‘gusar. Maklum, anak Pendeta berbudaya Jujur dan tulus (Ini pujian serius).

Hr ke-3, dia dtg lagi dgn sikap dan harapan yg sama dgn hari 1, ke 2, meski mulai kritis. Eh.. Si Guru menyuruh mereka hafalkan 6+1 juga 7. Sambil berteriak kencang, sekencang ia berlari terus berkata-kata: ‘Guru Penipu’, ‘Pendusta’, ‘Pembohong....hr 1, 2, 3 kok beda, menuju ke orang tua di rumah untuk melaporkan ‘mimpi’ buruk hidupnya di sekolah. 
(Mengajar beda dgn belajar. Menghafal hasil ‘bertolak bokong’ dgn memahami proses).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar