Rabu, 21 Desember 2011
Oma Kerja Apa Dang?
Humor ala manado :)
Oma sementara pamer oma p foto-foto waktu muda pa depe cucu; tole�...
Tole� : "Oma, ini foto dimana?" (difoto dapa lia oma masi muda, bermerek samua le oma da ba pake, kong ba dandan p pasung dang).
Oma : "Oh itu waktu oma di Amerika.. gaga kang oma?"
Tole� : "Iyo eh gaga skali.. kalo yang ini dang?"
Oma : "Di Itali itu cuma nyak lama kwa waktu itu."
Tole� : "Oh.. kalo yang ini dang?"
Oma : "Di Paris itu..."
Tole� : "Ih.. gaga-gaga egh oma p foto, mantap e oma pigi-pigi ka luar negri trus..Banyak doi kang oma?! Oma kerja apa dang?"
Oma : "Nyanda kerja!" (dengan santai oma menjawab).
Tole� : "Haaaaaaaaaaaaaaaaaa? Nda kerja? Kyapa boleh pigi-pigi kaluar negri dang? Jangan-jangan... jangan-jangan oma lonte (pelacur) kang ?
Oma : "No apa dang......!!!"
* Oh Tolooooong...Oma pe bangga doce deng dp profesi lama....MATO DANG....hahahaha :D
Ci deng Ungke
Humor ala Manado :)
Suatu siang Ci(orang cina perempuan)baru klar bacuci baju(rok), Di rumah Ci juga ada piara burung yang baru abis ko(orang cina laki) kase mandi kong ada jemur, karna Ko senang dengar suara burung.
Waktu Ci mo tidor siang,dia pesan pa ungke yang kerja di rumah pa ci,
Ci : "Ungke ,,kalo somo ujang tolong angka akang ci pe rok kong kase maso itu burung." (maksudnya biar nda kehujanan tu burung deng rok jemuran)
Ungke : "Iyo ci.."
Pas hujan..ungke langsung masuk pa ci pe kamar, Ci lagi da tidor kong ungke angka ci pe rok kong kase maso tu burung,sesuai perintah ci tadi, Ci kage bangun kong marah-marah,
Ci : "Ungke,,apa ngana da bekeng ini ?"
Ungke : "Ci bilang kalo somo ujang, angka ci pe rok kong kase maso tu burung."
Ci : "Adooo ungke, bukan itu ta pe maksud.."
Karna ci le so rasa sadap,,ci sambung lagi
Ci : "Mar capat jo ungke, jang ko dapa riki�"
* Oh Toloooong....MATO DANG...pa Ci so keenakan doce....xixixixixi :)
Waktu Perang Dulu
Humor ala Manado :)
Opa deng Ungke da bacerita waktu opa ba prang dulu ....
Opa : "Waktu opa perang dulu, opa badiri paling muka."
Ungke : "Opa jago e, trus dang opa..."
Opa : "Opa tembak dorang samua dengan senjata. 20 orang, 30 orang, 50 orang samua dorang opa tembak. Trus bagitu,pas waktu dorang datang dengan 100 orang opa nyanda mundur."
Ungke : "Opa nya tako dorang mo tembak pa opa?"
Opa : "nyanda.."
Ungke : "Memang kita pe opa ini dang paling jago deng barani se Menado."
Opa : "Opa bukan jago ato barani ungke,tapi dibelakang pa opa ada jurang, jadi opa nimbole mundur."
Ungke : "Pe mar butul ni opa."....Hahahahaha :D
SANGER VS KEMA
HUMOR ala Manado :)
Ada tu orang sanger ( ungke ) dengan orang kema ( kema ) ba cerita kalu sapa pe kampung tu yang lebe jago
kema : "Ungke, torng pe kangkong di kema.. be..h tikus boleh ja maso akang"
ungke : "Kalu torang pe kangkong kema, tikus tako ja maso..."
kema : "Kiapa bagitu dang ke..??"
ungke : "Ada tusa didalam !!!"
Depe beso dorang ley baku dapa ulang di warong kema nemau kalah pa ungke, dia langsung angka suara lebe dulu
kema : "Ungke, ngana tau.. e dorang ada dapa tu ikang putih di kema, rupa sosiru depe besar...."
ungke : "Ah torang ley di sanger rupa sosiru dp besar..."
kema : "Ah nda mungkin noh ? sama dang ?"
ungke : "Jangan senang dulu kema... itu baru depa mata..."
kema : "##!@$"
Depe lusa kamari dorang dua ley ta baku dapa di warong kopi gara-gara kema so nafsu ungke cuma ja dapa tindis depe cerita kema langsung angka cerita..
kema : "Ungke, ngana tau tu hari torang ada cabu ubi.."
ungke : "Kiapa ??"
kema : "Wuihh, depe batang di kema satu.. kong depe akar di kema dua....."
ungke : "Eh kema... asal ley ngn tau..."
kema : "Apa itu ?"
ungke : "Torang pe blanga goreng di sanger, depe talinga satu ada di tahuna kong tu satu ada di tagulandang..."
kema : "Pemar... for apa ley tu blanga goreng so pe besar begitu ???"
ungke : "FOR MO GORENG AKANG NGANA PE UBI ITU NOH.....!!!"
Kita ndak lia no....:)
Humor ala Manado : Riwayat adu jago 3 pok-pok ( setan )
Di suatu malam yang sunyi dan senyap ada tu tiga orang pokpok (setan yang biasanya makan bayi atau oroknya) da bacarita mo cari tau sapa da lebe jago.
Pokpok1 : "Eh,coba torang tiga baku uji sapa dang yang lebe jago."
Pokpok2 & Pokpok3 : "Boleh,ngana pe kira torang mo tako"
Kong sudah dorang tiga mulai baku suten(suit) sapa yang te dapa bagian pertama.Nah,ini pokpok1 dapa bagian pertama for kase tunjung tu jago.
Dia langsung tarbang secepat kilat,nda lama baru 2 menit dang dia so bale ulang sambil dari depe mulut da kaluar-kaluar darah segar,kong dia bilang pa depe tamang laeng,
Pokpok1 : "Ngoni da lia itu desa di sana?"
Pokpok2 & Pokpok 3 : "Iyo..."
Pokpok1 : "Samua rata,kita so kase abis!" (Sambil ta tawa puas)
Pokpok2 nda mo kalah,kong dia langsung tarbang lei secepat kilat,nda lama barang 3 menit dia so bale sambil dari depe mulut,deng depe tangan badarah-darah segar.Trus dia langsung pamer pa depe tamang-tamang.
Pokpok2 : "Ngoni da lia tu kota di seberang itu?"
Pokpok1 & Pokpok3 : "Iyo....."
Pokpok2 : "Samua rata,kita so makang dorang samua!" (Sambil ta tawa puas)
Pokpok3 lei nda mo kalah, kong dial langsung tarbang macam tu kilat.Mar nda lama 1 menit kemudian dia so bale tapi depe mata,idong,mulut,deng depe baju kaluar darah segar.
Dua Pokpok laeng pe dalam hati "pe mai dia lebe jago dari torang dua e".Kong ini pokpok3 tanya pa depe tamang-tamang
Pokpok3 : "Ngoni dua lia tu tiang listrik di perempatan sebelah?"
Pokpok1 & Pokpok2 : "Lia...."
Pokpok3 : "Pe mai kita nya liat"
Jumat, 25 November 2011
Percayalah Mujizat itu Nyata
Serpihan Bom Bali Bersarang diotaknya Pada tanggal 31 September 2005 Hendryck mendapat kesempatan berlibur bersama teman-temannya di Bali. Namun, tidak ada yang menyangka liburan kali ini akan menjadi liburan yang takkan terlupakan oleh Henryck… Bersama teman-temannya, Hendryck berangkat jam 6 sore dari Jakarta dan mendarat di Denpasar, Bali sekitar pukul 12 malam. Keesokan harinya, Hendryck dan teman-temannya mulai berlibur dengan mengunjungi beberapa objek wisata. Namun di tengah-tengah keceriaan dan kegembiraan mereka, bayang-bayang maut sedang mengintai… Pukul 6 sore hari itu Hendryck dan teman-teman berencana pergi untuk melihat sunset. Namun karena terlambat, akhirnya mereka makan malam bersama di Cafe Medega dekat Jimbaran. Saat mereka menikmati kegembiraan, tanpa mereka sadari beberapa detik lagi segala ketenangan akan segera porak poranda. Tepat pukul 19.34 pada tanggal 1 Oktober 2005, bom meledak di daerah Jimbaran, Bali. Ketakutan memenuhi seluruh daerah Jimbaran. Teriakan-teriakan dan tangisan demi tangisan terdengar dimana-mana. Dalam beberapa detik, ratusan orang tak berdosa tergeletak tak bernyawa. Peristiwa meledaknya bom di Jimbaran, Bali segera menyebar ke seantero dunia. Seketika itu juga, Christine, adik Hendryck segera pergi menuju Pulau Bali. Pencarian pun dilakukan untuk menemukan keberadaan Hendryck. Christine hanya bisa berserah. Apapun keadan Hendryck saat ditemukan nanti, luka atau pun sudah meninggal, ia serahkan kepada Tuhan. Namun ia percaya Tuhan akan mempertemukan Hendryck dengan dia dan keluarganya. Pada saat ditemukan oleh keluarganya, Hendryck telah berada di ruang ICU dalam keadaan koma dan tanpa daya. Sekujur tubuh Hendryck penuh dengan lilitan selang. Christine dan seluruh keluarga yang melihat keadaan Hendryck sontak kaget dan shock. Ledakan bom membuat hidup Hendryck berada di ambang kematian. Serpihan bom (goltrin) sebesar kelereng yang berasal dari ledakan bom menerjang kepala Hendryck dan bersarang di dalam otaknya. Secara medis, hanya ada 2 kemungkinan: Hendryck mati atau kalaupun hidup, ia akan menderita cacat mental seumur hidupnya. “Hanya mukjizat yang bisa membuat Hendryck tetap hidup, jika melihat kondisi Hendryck yang sekarat dan juga pernyataan dari para dokter dan paramedis yang menangani Hendryck. Kalaupun Hendryck bisa hidup lagi, ia akan mengalami cacat mental,” ujar Hery, salah satu teman dekat Hendryck. Namun berkat kekuatan doa yang dipanjatkan dari orang-orang terdekat, Tuhan menunjukkan kuasanya yang ajaib. Pada hari yang kelima, Hendryck mulai sadar. Tuhan telah menyembuhkan Hendryck dengan cara-Nya… Kini 3 tahun telah berlalu. Namun Hendryck tidak akan pernah lupa bahwa tangan Tuhan telah menyelamatkannya. “Tuhan Yesus sudah tolong saya, walaupun banyak dosa dan kesalahan yang telah saya buat, Tuhan tahu hati saya seperti apa. Tuhan itu baik buat saya dan saya mengucap syukur atas apa yang telah terjadi. Sampai sekarang, Tuhan masih memegang tangan saya dan menuntun saya,” ujar Hendryck. (Kisah ini sudah ditayangkan 4 Agustus 2008 dalam acara Solusi di SCTV)Sumber kesaksian: Hendryck Veronika, Bangkit dari sebuah Kematian Veronika, mengalami serangan stroke sewaktu usia kandungannya 8 bulan. Saat tiba di rumah sakit, bayi dalam kandungan Veronica dinyatakan telah meninggal. Bahkan secara klinis Veronika pun dinyatakan telah meninggal dunia. Semua saraf dan nafas Veronika sudah tidak memperlihatkan tanda-tanda kehidupan. Veronika dalam keadaan koma. Yan Wiyanto, suami Veronika tidak yakin dengan hasil pemeriksaan yang dikeluarkan dokter. Dia lalu berkonsultasi dengan seorang saudaranya yang juga seorang dokter, namun saudaranya pun memberikan diagnosa yang sama bahwa keduanya telah meninggal. Atas saran saudaranya, Yan meminta dokter mempertahankan nyawa Veronika dan anaknya dengan cara inkubasi. Namun dokter tidak menjanjikan apapun yang memungkinkan nyawa Veronika maupun anaknya bisa diselamatkan. Ketika harapan hidup Veronika mulai hilang, tiba-tiba sebuah kejadian ajaib terjadi. “Mulai ada tanda-tanda, nafas yang tadinya cuma satu dua, satu dua, sudah mulai normal,” Yan bercerita. Pada saat itulah Yan berdoa, “Tuhan tolonglah, berikanlah jalan yang terbaik apa yang harus saya perbuat.” Maka sewaktu Veronika masih dalam keadaan koma, Yan memutuskan memindahkan Veronika ke rumah sakit lain. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh rumah sakit yang baru, dokter memberikan diagnosa bahwa Veronika mengalami gagal ginjal akut. “Hasil pemeriksaan darah lengkap ternyata gagal ginjal akut. Kadar racunnya sangat tinggi, namanya urium dan keracunan ini sudah mencapai taraf yang sangat tinggi. Jadi kalau Tuhan memberi hidup, kemungkinan besar dia akan cacat,” Dokter Winarno Sarkawi, ahli Obstetri & Ginekologi yang merawat Veronika memberikan penjelasan. Menerima hasil diagnosis dokter tersebut, Yan Winarto kembali berdoa, “Tuhan, bila memang Tuhan mengijinkan Vero hidup, berikan kami tanda-tandanya. Tapi bila memang Vero akan Engkau panggil, Tuhan berikan kekuatan, berikan penghiburan kepada kami. Terutama berikan keteguhan kepada saya.” Dalam kondisi koma, Veronika mendapatkan sebuah mimpi. Ia melihat seorang anak laki-laki sedang bermain bola dengan menggunakan kostum tim sepak bola kesayangannya. Tiba-tiba sesuatu yang luar biasa terjadi, bayi laki-laki lahir dengan sendirinya dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Dan setelah itu Veronika kemudian mulai sadar dari kondisi komanya. “Penglihatan tentang anak lelaki itu adalah hadiah dari Tuhan, bahwa anak lelaki saya sudah sampai di surga. Memang sebenarnya berat, tapi rencana Tuhan memang kita tidak bisa mengerti. Tuhan tahu jalan yang terbaik. Ya, walaupun saya sayang anak saya, tetapi ternyata Tuhan lebih sayang sama anak saya.” Sambil mencucurkan air mata Veronika bercerita. Setelah 12 hari di ICU, kondisi Veronika mulai membaik dan dipindahkan ke ruang perawatan. Sejak itu proses kesembuhan Veronika berjalan dengan sangat cepat. Mujizat Tuhan tidak hanya berhenti di situ, selain proses kesembuhan yang cepat, Veronika pun tidak mengalami kecacatan sama sekali. Bahkan dokter Winarno pun mengakui bahwa hal itu merupakan kejadian luar biasa. “Luar biasa, Tuhan campur tangan dengan begitu luar biasa. Susah diterangkan dengan bahasa medis,” demikian ungkapnya. Ucapan syukur tak henti terucap dari mulut Yan Winarno, suami Veronika. “Saya selama ini selalu berdoa, terima kasih Tuhan, saya bersyukur karena mukjizat-Mu telah menjamah kami, terutama kesehatan Vero.” Melalui mukjizat yang dialaminya, Veronika dibukakan sebuah kebenaran bahwa kasih mengalir dengan begitu dasyat melalui kuasa doa suaminya. Hal tersebut menancap dengan kuat dalam benaknya. Semenjak itu kerinduannya untuk menyenangkan Tuhan semakin besar. Dia melakukan dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Demikian Veronika melanjutkan kehidupannya menuju sebuah masa depan yang indah, karena Tuhan campur tangan dalam kehidupannya. (Kisah ini sudah ditayangkan 12 Mei 2008 dalam acara Solusi di SCTV). Diambil dari :Jawaban.comSumber Kesaksian : Veronika Yonathan One Comment for “Veronika, Bangkit Dari Sebuah Kematian” Tuhan Menenun Kembali Kakiku yang Hancur Milka adalah seorang janda beranak tiga yang sehari-harinya berjualan minuman dan makanan sederhana di sebuah kantin sekolah. Sampai pada suatu hari, sebuah kejadian yang sangat mengenaskan menimpanya. Ia terlindas oleh sebuah bis hingga kedua kakinya hancur. Rusuknya pun patah sehingga menusuk paru-paru dan hatinya. Kejadian itu seperti tidak terduga karena tiba-tiba sudah ada sebuah bis yang langsung melintas di depan matanya dan menabrak Milka sekelebat saja. Milka terpental dan saat itu dia tidak menyadari kalau sebenarnya tulang rusuknya menikam levernya, sehingga bagian dalam tubuhnya rusak. Milka terpental menyerempet ke arah tembok dan terpental masuk ke dalam kolong bis. Milka terseret dan terlempar sekitar 30 m ke depan. “Kejadian itu hari Selasa, tanggal 6 Juni tahun 2006. Saat itu saya mau pergi doa ke gereja. Saat itu saya mau masuk ke terminal, saya jalan seperti biasa. Ketika itu sebenarnya perkiraan saya bis itu masih jauh, tapi tiba-tiba bis itu sudah di depan badan saya dan menyerempet saya. Di belakang saya ada pagar tembok, saya menempel di tembok, dan bus itu menyambar begitu kuat ke badan saya. Saya terjatuh di bawah kolong bus, dan saya terseret sampai ke depan sekitar 30 m. Saya sempat bilang “Yesus!!”, dan sekelebat kepala saya terhindar dari hantaman bis. Saya kira kalau tidak ditolong Tuhan pastilah kepala saya yang tersambar bis, mungkin sudah gegar otak dan bisa saja kepala saya hancur. Ternyata tulang belikat saya sudah putus namun saya tidak menyadarinya sama sekali. Saya masuk ke bawah kolong bis, terseret beberapa meter dan kaki saya tergilas oleh bis itu. Saat itu saya antara sadar dan tidak sadar, ya itu namanya kekuatan Tuhan. Saat itu saya masih bisa berbicara, saya masih bisa melihat keadaan kaki saya. Kondisi kaki yang tergilas itu sudah copot, hancur, daging terbelah dua, jadi dagingnya sudah lepas, jadi seperti terbuka kayak sandal, dan cuma menempel pada ujung jari,” kisah Milka mengenai kejadian tragis yang dialaminya. Kejadian itu spontan membuat semua orang yang melihat kejadian tersebut menjerit histeris. Mereka sudah mengira pastilah orang yang tertabrak itu meninggal. Ketika mereka melihat Milka yang terseret, mereka lebih shock karena daging kaki Milka sudah terlepas dan mengeluarkan banyak darah, ibaratnya tinggal menggantung di satu bagian sisi jarinya. Sungguh pemandangan yang mengenaskan. Puji Tuhan ada orang yang iba dan membantu Milka dan segera membawanya ke rumah sakit. Milka langsung mendapat pertolongan di ruang UGD, dan saat itu dokter mengatakan harus diamputasi. Tapi Milka menolak hal itu dan percaya bahwa Tuhan sanggup menyembuhkan dia. Pupung, adik Milka yang menerima kabar kecelakaan itu tidak dapat mempercayainya. Pupung hanya berpikir, orang kecelakaan kok masih bisa menelepon? Melalui telepon itu Milka hanya mengatakan kalau dirinya sudah ditabrak bis dan diseret. Dengan menaiki ojek, Pupung pun segera pergi ke rumah sakit Pertamina, karena Pupung harus segera menandatangani surat ijin pengoperasian kaki Milka. Sesampainya di rumah sakit, Pupung hanya mendapati Milka yang sudah terbaring bersimbah darah di rumah sakit. Pupung benar-benar tidak habis pikir, bagaimana dengan kondisinya yang seperti itu, Milka masih bisa menelepon mengabari keadaannya kepada Pupung dan seorang kakaknya yang lain. Waktu semakin mendesak dan Milka pun dipersiapkan untuk dioperasi. Namun sebelum itu, Milka sempat diperiksa sekali lagi oleh tim dokter yang menanganinya. Ternyata dari hasil pemeriksaan tersebut, Milka mengalami luka trauma lain yang tidak hanya membahayakan kakinya tapi juga nyawanya. Karena dokter curiga dengan pendarahan hebat yang dialaminya, ada kemungkinan rongga perut atau abdomen Milka juga mengalami luka yang cukup serius. Kalau membayangkan kondisi Milka saat itu, kakinya bagaikan kaki monster. Benar-benar menyeramkan, sudah tidak ada kulitnya dan yang tampak hanya gumpalan-gumpalan daging merah saja. “Secara teoritis, pilihan terapi terbaik adalah amputasi. Bu Milka ini menurut kita pasien yang sangat kooperatif, sangat baik, sangat pasrah menyerahkan hidupnya ke dokter dan juga ke Tuhan,” ujar salah seorang tim dokter yang menangani Milka. Melihat keadaan Milka, Pupung sangat sedih. Karena secara manusia, kondisi Milka sepertinya sudah tidak ada harapan lagi. Dokter sendiri hanya bisa menyarankan Pupung untuk mendoakan Milka. Karena hanya doa yang bisa menyelamatkan, karena dengan kondisi seperti ini, Milka seharusnya sudah meninggal dunia. Operasi penyelamatan berhasil. Milka telah berhasil melewati masa krisisnya. Saat menjaga sang kakak, Pupung teringat akan mimpinya. Beberapa malam sebelumnya Pupung bermimpi ia sedang membasuh kaki seseorang sampai bersih, tapi Pupung tidak tahu kaki siapakah itu. Namun saat di ruang UGD, Pupung yang sedang teringat mimpinya sadar bahwa di dalam mimpinya ia sedang membasuh kaki kakaknya sendiri. Saat mengevaluasi kaki Milka, dokter menemukan sesuatu yang luar biasa. Ujung-ujung jari kaki Milka memerah. Tim dokterpun semakin optimis kalau memang kaki Milka masih bisa diselamatkan. Dan tuntunan Tuhan tidak berhenti sampai di situ. Saat tagihan rumah sakit selama Milka dirawat di rumah sakit hampir mencapai 120 juta, Pupung bingung darimana mereka bisa mendapatkan uang sebanyak itu. Namun Tuhan sudah mengatur semuanya. Ada sumbangan dari gereja 70 juta, dan keluarga juga menjual rumah sampai akhirnya seluruh biaya yang dibutuhkan dapat terlunasi. Pupung benar-benar tidak menyangka bagaimana uang sebanyak itu bisa Tuhan sediakan tepat pada waktunya. Pupung pun dikuatkan dan ia percaya apapun yang ia doakan mulai saat itu pasti akan terjadi sepanjang ia selalu dekat dengan Tuhan. Iman Milka terbukti karena selama ini dia tetap mengucap syukur dalam segala kesakitan yang dia alami. Milka melewati 4 kali operasi, paru-parunya harus dilubangi karena terendam darah dan juga pemasangan pen. “Tuhan yang saya rasakan itu memang luar biasa. Setiap hari jam 6 sore, dengan memakai walkman, saya selau bernyanyi ‘Semua Baik’. Sampai kadang-kadang sakit di kaki yang menurut dokter bisa tak tertahankan, namun tidak saya rasakan,” kisah Milka mengenang kejadian kecelakaan yang dialaminya. Dari mukjizat yang terjadi, 2 tahun berlalu semenjak kecelakaan itu terjadi, Milka telah banyak mengalami kebaikan Tuhan. Terlebih lagi di saat ia dapat berjalan kembali dengan normal. “Menurut kami berdasarkan pengalaman kedokteran kami selama 6 tahun di sini, kasus ibu Milka merupakan suatu hal yang fantastik. Hanya Tuhan yang tahu bagaimana mekanismenya sampai bisa selamat seperti ini,” ujar dokter yang menangani Milka. “Itu suatu mukjizat. Karena kaki yang seharusnya dibuang, tetap dipertahankan. Jadi mukjizatnya ada dua, yang seharusnya mati tapi hidup dan hidupnya masih dengan kaki yang lengkap,” ungkap dokter Nia yang juga menangani Milka. Semua operasi yang dijalani Milka berhasil dan Milka benar-benar menyadari bahwa semua karena kebaikan dan campur tangan Tuhan dalam setiap kehidupannya. Milka tahu bahwa tanpa Tuhan tidak mungkin dia bisa kembali pulih melihat keadaan yang dideritanya akibat kecelakaan itu demikian parah. Sekarang Milka hanya bisa mengucap syukur terharu dan semakin bertekad untuk setia dalam mengikuti Tuhan karena kebaikan Tuhan sungguh nyata dalam hidupnya. “Dia sangat luar biasa karena Dia sangat baik. Sampai saya bisa pulih lagi, saya bisa berjalan lagi. Dokter berkata kalau saya akan cacat, tapi Tuhan berkata tidak,” ujar Milka haru penuh ucapan syukur. (Kisah ini sudah ditayangkan 31 Maret 2008 dalam acara Solusi di SCTV). Diambil dari :Jawaban.comSumber Kesaksian : Lani Milka Penderitaan Membuka Pintu Berkat yang Baru Bertahun-tahun lamanya, Wiharja harus tersiksa akibat penyakit yang dideritanya. Pada suatu hari Wiharja tiba-tiba merasa pegal-pegal di jari kaki kirinya. Rasa pegal itu menjadi semakin parah sampai Wiharja harus berjalan terpincang-pincang. Oleh seorang temannya, Wiharja diantarkan ke seorang tukang pijat. Dari ahli pijat itulah Wiharja tahu kalau ia menderita penyakit rematik yang jenisnya tidak boleh dipijat. Hanya bisa dihangatkan saja. Penderitaan yang dirasakan Wiharja belum berakhir. Rasa sakit itu mulai menjalar ke sendi-sendi tangannya. Akibatnya Wiharja harus dirawat di rumah sakit. Dokter rumah sakit yang menganalisis penyakit Wiharja menduga ada infeksi di persendian tangan Wiharja. Dengan diagnosa itulah dokter memutuskan untuk memberikan suntikan penisilin. Namun keesokan harinya saat Wiharja kembali disuntik penisilin, Wiharja mengalami gejala yang berbeda. Kepalanya terasa penuh dengan suara-suara seperti bunyi komputer yang lemah. Ternyata Wiharja tidak tahan dengan suntikan penisilin. Tahun 1993, Wiharja divonis menderita penyakit rematik akut. Hari demi hari Wiharja harus menahan rasa sakit yang luar biasa pada sendi kaki dan tangannya. Sampai akhirnya persendiannya pun mengalami perubahan. “Rematoid Atritis adalah penyakit radang sendi yang disebabkan oleh auto immun. Auto immun itu adalah proses dimana sel-sel immun si penderita menyerang tubuhnya sendiri. Kalau misalnya sudah bertahun-tahun, persendiannya menjadi kaku, tidak bisa digerakkan dan akhirnya lumpuh,” jelas dr Revina mengenai penyakit yang diderita Wiharja. Saat penyakitnya kambuh selalu diserta dengan demam tinggi dan rasa sakit yang luar biasa di persendian mana pun baik di kaki maupun tangan. Penderitaan itu biasanya harus dialaminya paling sedikit selama dua minggu. Saat itu Wiharja hanya bisa mengerang kesakitan tak berdaya. Namun dalam keadaan seperti itu, Wiharja mengambil tekad untuk tidak ditemani di malam hari. Ia tidak mau merepotkan istri dan anaknya. Sudarti, Istrinya, tak tega menyaksikan penderitaan Wiharja tapi Sudarti sendiri tidak berani melanggar perintah Wiharja untuk tidak menemaninya di malam hari. Dalam keadaan putus asa dan tidak berdaya, Wiharja datang kepada Tuhan dan menyesali kesalahan yang pernah dilakukan terhadap keluarganya, terutama kepada istrinya. Wiharja sering mengabaikan istrinya. Meskipun istrinya sedang sakit dan tidak ada yang menjagai anak mereka yang masih kecil, Wiharja tetap sibuk dengan kegiatannya sebagai seorang hamba Tuhan. Karena Wiharja merasa banyak orang yang lebih memerlukan kehadirannya. Wiharja benar-benar berlaku tidak adil dan jauh dari kasih terhadap istrinya. “Karakter Bapak sebelum mengenal Tuhan Yesus secara pribadi adalah seorang yang keras, tidak terbuka sehingga sering menimbulkan konflik di antara kami,” kisah Sudarti mengenai kondisi rumah tangga mereka. Hal ironis pun terjadi. Sebagai hamba Tuhan yang sudah tidak berdaya, masih saja ada orang yang datang untuk minta didoakan. Terkadang sambil menahan sakit yang teramat sangat, Wiharja masih harus berbicara dan melayani orang-orang yang minta didoakan. Bagi Wiharja, itulah cara Tuhan untuk membangun mentalnya di hadapan Tuhan. Usaha untuk sembuh tetap dilakukan. Namun sesuatu yang lebih baik tidak pernah terlihat. Sampai pada suatu ketika, Wiharja benar-benar merasa kesakitan dan berpikir untuk mati. Kondisinya sudah sangat drop. Pada saat itulah Wiharja berteriak kepada Tuhan. Namun ada suara di dalam hati Wiharja yang berkata kalau dirinya tidak akan mati karena rencana Tuhan di dalam hidupnya belum tuntas. Wiharja tidak mau dikalahkan oleh penyakitnya. Ia pun mulai bangkit. Dalam keterbatasannya secara fisik, Wiharja terus berpikir bagaimana caranya agar ia dapat tetap mengunjungi orang-orang yang ia layani. Saat itulah gagasan “ministry by mail” itu muncul. Dengan membuat buletin “ministry by mail”, Wiharja dapat mengunjungi rekan-rekannya lewat surat. “Isi buletin itu seringkali memberikan kekuatan kepada saya di saat saya sedang bingung,” ujar Ibu Trix Ratulangi, salah satu rekan Wiharja yang menerima buletin dari Wiharja. “Beliau juga melihat bagaimana keadaan kita, dalam kondisi seperti apapun kita harus tetap berperan, hadir sebagai terang,” kisah Ibu Petty Wuler, rekan Wiharja yang lain. Tidak berhenti sampai di situ. Dengan tekad dan semangat yang tinggi, Wiharja digerakkan Tuhan untuk mulai menulis buku. Dalam segala keterbatasannya, Wiharja hanya yakin dan percaya bahwa Tuhan akan mengajari dan menuntunnya agar ia dapat mewujudkan mimpi itu. Buku pertama yang ditulisnya dengan belajar dari membaca Alkitab adalah mengenai puasa. Walaupun masih tetap membutuhkan pertolongan orang lain, kini Wiharja sudah dapat melakukan sendiri aktifitasnya sehari-hari. Pada awalnya, ketika Wiharja mengalami kelumpuhan, ia tidak dapat melakukan apa-apa dan harus digendong. Segala hal harus dengan bantuan orang lain. Tapi saat ini banyak hal yang sudah dapat dilakukannya sendiri. Berkat keyakinan, semangat dan pengharapannya kepada Tuhan, Wiharja tidak menganggap cacat tubuhnya sebagai penghalang untuk melakukan hal-hal yang berarti bagi orang lain. Walaupun dengan keadaan fisik yang tidak sempurna, tapi bagi Wiharja penyakitnya itu tidak membuatnya mundur. Dalam masa penyembuhannya, Wiharja tetap memiliki kerinduan untuk memotivasi orang lain melalui buletin “ministry by mail” dan buku-buku karangannya sampai sekarang. “Saya mengucap syukur Tuhan kuatkan saya, terus menuntun saya untuk terus melayani,” ujar Wiharja menutup kesaksiannya. Seringkali ketika kita menghadapi masalah, kita menghadapi persoalan, kita berpikir bahwa Tuhan meninggalkan kita. Kita berpikir bahwa Tuhan tidak perdulu dengan kita. Padahal tidak demikian. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. (Kisah ini sudah ditayangkan 21 Januari 2008 dalam acara Solusi di SCTV). Diambil dari :Jawaban.comSumber Kesaksian :Wiharja Jian Ergi. Buah hati yang nyaris pergi Ergi adalah seorang anak yang sangat lincah dan super aktif baik di rumah maupun di sekolah. Tedy Christian, ayahnya, begitu menyayangi Ergi, anak semata wayangnya. Kehadiran Ergi di dalam keluarga Tedy sangat dinantikan karena Tedy dan Melyana harus menunggu selama tiga tahun sampai akhirnya Tedy hadir dalam kehidupan mereka. Namun pada suatu siang mereka hanya bisa pasrah mendapati anaknya terkapar karena tertabrak truk. 5 Desember 2006 Pada siang itu, Ergi ditemani oleh mbaknya membeli minuman di warung depan rumah persis di sebelah jalan. Mbaknya yang sedang mengambil sedotan tidak terlalu memperhatikan Ergi sedangkan Ergi sendiri setelah menerima minuman tanpa sedotan langsung mau pulang ke rumah. Tanpa disangka, di waktu yang bersamaan sebuah mobil truk yang bermuatan limun sedang menyalip kendaraan lain dan posisi Ergi sudah berada di bibir jalan. Tanpa dapat dihindari lagi, tubuh mungil Ergi ditabrak truk tersebut. Johan, paman Ergi, yang sedang berada di sekitar tempat kejadian segera berlari mendengar teriakan histeris mbaknya memanggil nama Ergi. Johan mendapati tubuh Ergi yang masih tergeletak di bahu jalan dengan luka menganga di kepala. Tanpa berpikir panjang, Johan segera membawa Ergi ke rumah sakit. Johan menekan tangannya ke luka Ergi yang menganga, berusaha menghentikan darah yang terus mengalir. Tedy dan Melyana, istrinya, saat itu sedang berada di rumah orang tua Melyana. Tedy ke sana bermaksud menjemput Melyana sekalian membawa pesanan Suryana, ayah mertuanya. Teriakan massa menyebabkan Suryana segera mencari tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi. Suryana serta merta mendatangi massa mencari informasi sedangkan Teddy sendiri malah beranjak ke belakang karena hatinya ciut jika mendengar berita-berita yang mengerikan. Tanpa disangka, informasi massa menyebutkan bahwa korban tabrakan bernama Ergi. Mendengar hal ini, saat itu juga Teddy merasa jantungnya berhenti berdetak dan darahnya berhenti mengalir. Melyana sendiri langsung pingsan mendengar kabar itu. Teddy segera berlari ke tempat kejadian tapi ia tidak dapat menemukan Ergi karena Johan sudah membawanya terlebih dahulu ke rumah sakit. Kritis Tanpa Pengharapan Nyawa Ergi terancam. Akibat benturan keras di bagian kepalanya, Ergi harus segera menjalani operasi. Kondisi Ergi sangat parah. Banyak kemungkinan yang dapat terjadi dengan kondisi Ergi yang seperti itu. Dengan tubuh dan usia sekecil Ergi (3 tahun) yang mendapat luka serius di kepalanya, besar kemungkinan Ergi akan mati. Adapun kemungkinan yang lain, seperti cedera di kepala pada umumnya, meskipun sembuh bisa saja ada beberapa saraf yang terganggu karena pengaruh luka tersebut dan menyebabkan kelainan. Dalam kondisi kritis tersebut, pihak rumah sakit pun angkat tangan karena peralatan yang tidak memadai dan merujuk Ergi ke rumah sakit yang lebih lengkap peralatannya. Sesampainya di sana, hasil CT-Scan menunjukkan selain cedera pada bagian kanan atas kepala, ternyata diketahui ada semacam cairan yang aktif di kepala bagian kiri atas, yang diduga kalau berkembang dapat menyebabkan penyakit hydrosepalus (kepala membesar). Saat itu juga dokter meminta persetujuan Tedy untuk segera mengoperasi Ergi dengan resiko apapun hasilnya nanti. Kemungkinannya hanya 30% Ergi dapat selamat. “Luka yang menekan ke jaringan otak bisa menyebabkan kelumpuhan. Karena memang letak luka itu di daerah paritalnya,” jelas dr. Malikuswari, Sp. BS yang menangani Ergi. Tanpa berpikir panjang, Tedy langsung menandatangani surat persetujuan itu karena sudah tidak banyak waktu lagi untuk membawa Ergi ke Jakarta berobat ke rumah sakit yang lebih besar. Saat Ergi menjalani operasi, Tedy hanya bisa pasrah dan berkata di dalam hatinya, “Tuhan, kalau Ergi Engkau angkat sekarang, aku rela karena aku percaya Ergi akan lebih bahagia nantinya”. Tapi setelah mengatakan hal seperti itu, entah kenapa Tedy tidak merasa damai sejahtera. Hatinya sepertinya menolak perkataan itu bahkan Tedy merasa yakin kalau Ergi akan sembuh. Setelah operasi, harapan Ergi untuk hidup belum terjawab. Meskipun operasinya berjalan dengan lancar, tapi masa krisis Ergi belum berakhir. Kemungkinannya untuk hidup sangat kecil. Jika kondisinya bisa stabil, Ergi mungkin bisa diselamatkan dan dokter memperkirakan Ergi akan segera sadar dalam waktu kurang lebih satu minggu. Melyana yang melihat kondisi Ergi di ruang ICU hanya dapat memanggil namanya dengan penuh kesedihan. Hanya doa yang dapat terus dipanjatkan Tedy dan Melyana dengan tiada henti, memohon kesembuhan dan kehidupan bagi anaknya. Mukjizat Terjadi Teddy dan Melyana hanya dapat berharap mukjizat dari Tuhan terjadi atas anak yang sangat mereka sayangi. Saudara-saudara seiman banyak yang datang berkunjung dan mendukung Tedy dan Melyana berdoa secara pribadi memohon kesembuhan Ergi. Selama menunggu masa kritis, Tuhan menunjukkan kuasanya. Selang tiga hari di ruang ICU, Ergi mulai menggerakkan kakinya, tangannya pun dengan lemah mulai bergerak. Teddy dan Melyana dengan penuh ucapan syukur berterima kasih kepada Tuhan karena mereka mulai melihat tanda-tanda kehidupan kembali atas Ergi. Kondisi Ergi semakin hari semakin membaik sampai akhirnya dokter memperbolehkannya pulang ke rumah. Tedy dan Melyana sangat bersyukur. “Saya sangat bersyukur kepada Tuhan karena Yesus memang benar-benar berkuasa,” Melyana bersaksi dengan penuh sukacita. Mukjizat Tuhan nyata atas keluarga Tedy. Saat ini Tedy dan Melyana dapat melihat kembali keceriaan Ergi. “Puji Tuhan, saya sangat bersukacita. Anak saya yang seharusnya meninggal, bahkan dokter sudah memprediksikan tidak ada harapan, tetapi saya melihat kemuliaan Tuhan dinyatakan dalam keluarga saya,” ujar Tedy menutup kesaksiannya dengan penuh ucapan syukur. (Kisah ini sudah ditayangkan 7 Januari 2008 dalam acara Solusi di SCTV). Diambil dari :Jawaban.comSumber Kesaksian :Tedy Christian Doa Orang Asing Menyembuhkan Keseharian Fony sebagai ibu rumah tangga akan segera berakhir. Hal itu berawal dari sakit flu yang dialaminya. “Tepatnya pada tanggal 16 Mei tahun 2007, pagi hari itu istri saya merasakan sakit pada kaki-kakinya,” ujar Stevanus, membuka kisahnya mengenai kasus penyakit langka yang dialami Fony, istrinya. Hari itu Fony merintih kesakitan di atas tempat tidur. Fony benar-benar merasa tubuhnya sangat lemah. Rasa sakit yang dialaminya terasa semakin parah. Stevanus sempat bingung dan panik melihat keadaan istrinya. Melihat keadaan ibunya yang sangat kesakitan, tanpa diketahui oleh ayahnya, Vincent, anak Fony, berlari memanggil Om Ming Tuan, tetangga mereka. Dengan polosnya Vincent meminta Om Ming Tuan mendoakan ibunya yang tampak sedang sekarat. Mendengar saran dari tetangganya, Stevanus membawa Fony ke rumah sakit untuk diperiksa. Di bagian internis, dari hasil pemeriksaan darah, diagnosa awalnya Fony diduga menderita penyakit kuning. Sewaktu sadar, Fony menyadari tubuhnya banyak mengeluarkan cairan dari mulut dan hidungnya. Sedikit posisi salah saat tidur pun bisa membuat Fony muntah dan akhirnya pingsan sampai keesokan harinya. Karena sakit yang dialami Fony tidak ditemukan penyebabnya, dokter menyarankan agar Fony dirawat untuk diobservasi. Selama di ruang perawatan, Fony merasakan kesakitan yang luar biasa pada kakinya. Mulai dari kaki kanan terus menjalar ke atas. Obat yang diberikan dokter dan perawat untuk menahan rasa nyeri tidak membuat penyakit Fony semakin baik tapi bertambah parah. Tidak tahan melihat keadaan istrinya, Stevanus berkeras ingin menemui dokter menanyakan kepastian mengenai penyakit istrinya. Dari dokter itulah Stevanus akhirnya mengetahui kalau Fony terkena penyakit GBS, penyakit langka. Dokter pun menyarankan tindakan operasi sesegera mungkin. Stevanus menantikan dengan cemas waktu pelaksanaan dilakukannya tindakan operasi terhadap istrinya. Namun sampai lima hari berlalu, belum ada tindakan apapun yang dilakukan oleh tim dokter dan penyakit Fony semakin parah. Kondisi Fony semakin merosot, tidak ada harapan untuk dapat tertolong. Dengan harapan yang begitu tipis, Stevanus memindahkan Fony ke rumah sakit lain di Lippo Karawaci untuk mendapatkan penanganan lain yang lebih serius. Dari hasil pemeriksaan, paru-paru Fony telah dipenuhi banyak cairan dahak sampai pada satu kondisi yang membuat Fony tidak dapat bernafas lagi. Bila tidak segera ditolong, kondisi ini dapat menyebabkan kematian karena pasien menderita sesak nafas yang parah. Selama dirawat, Fony sering melihat orang-orang yang dirawat di sekitarnya banyak yang meninggal. Sehingga Fony melihat bagi orang-orang di sekitarnya, meninggal adalah suatu hal yang biasa. Saat malam tiba dan Fony melihat ke jendela, Fony seperti melihat bayangan hitam seperti persegi panjang berjalan mondar-mandir melewati pasien-pasien lain di sekitarnya. Silih berganti, pasien-pasien di ICU meninggal dunia. Akankah malaikat maut menjemput Fony juga? Stevanus benar-benar merasakan suatu beban yang sangat berat. Kalut, panik, stress, bingung, ketakutan bercampur aduk menjadi satu. Di kantor Stevanus tidak dapat bekerja dengan tenang. Karena Stevanus harus melihat penderitaan yang begitu luar biasa dari istrinya. Jadi kalau Fony sakit, Stevanus pun merasakan suatu kesakitan. Stevanus benar-benar merasa tertekan. Dalam keadaan yang begitu menghimpit hidupnya, Stevanus menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Suatu hari Stevanus menelepon suatu layanan doa pada sebuah siaran radio dan didoakan. Pada saat itu, ada seseorang yang juga sedang mendengarkan siaran radio yang sama mendengar masalah dari Stevanus. Dan keesokan harinya, orang tersebut mendatangi rumah sakit di mana istri Stevanus dirawat. Orang tersebut memperkenalkan dirinya sebagai Benny. Dia adalah pendengar setia dari layanan doa radio tersebut. Dan Benny juga mengatakan kalau ia biasanya mendoakan orang-orang yang sakit. Pada waktu Beny datang pertama kali, secara manusia Fony tidak respek akan kehadiran Benny karena penampilannya yang begitu low profile, tidak menunjukkan seorang hamba Tuhan yang berpenampilan rapi. Saat didoakan pun Fony tidak tahu apa yang sebenarnya sedang Benny doakan. Meskipun Fony kurang menghargai hamba Tuhan tersebut, tanpa disadarinya pagi itu Tuhan menyatakan kuasanya. Keesokan harinya Fony merasakan perubahan yang sangat besar. Fony merasa seperti memiliki tubuh yang baru. Ia bisa duduk dan sepertinya tidak merasakan sakit apapun. Sejak saat itu Fony merasakan perubahan yang luar biasa. Hanya dalam 14 hari, Fony sudah diperbolehkan pulang. Saat ini Fony sudah dapat melakukan pekerjaan rumah tangga dan kembali bercengkerama dengan keluarga. “Dengan kesembuhan saya ini, saya merasakan bahwa Yesus itu sangat luar biasa karena saya sudah disembuhkan dengan sempurna. Tuhan mengasihi saya, menyembuhkan saya secara total dan ini semua karena kebaikan Tuhan,” ujar Fony. “Saya tidak salah memilih Yesus sebagai Tuhan saya. Karena ia telah memberikan kepada saya begitu banyak pertolongan. Tuhanlah yang the best,” ujar Stevanus menambahkan kesaksian istrinya. Rancangan Tuhan bukan rancangan kecelakaan, tapi damai sejahtera yang memberikan hari esok yang penuh harapan. (Kisah ini telah ditayangkan 17 Desember 2007 dalam acara Solusi di SCTV) Diambil dari :Jawaban.comSumber Kesaksian :Fony | |
Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini : | |
Tuhan Yesus, aku menyadari bahwa aku seorang berdosa yang tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri. Aku membutuhkan Engkau. Aku mengakui bahwa aku telah berdosa terhadap Engkau. Saat ini aku minta agar darah-Mu menghapuskan segala kesalahanku. Hari ini aku mengundang Engkau, Tuhan Yesus, mari masuk ke dalam hatiku. Aku menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juru Selamat satu-satunya dalam hidupku. Aku percaya bahwa Engkau Yesus adalah Tuhan yang telah mati dan bangkit untuk menyelamatkan dan memulihkanku. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin! |
Kisah Mukjizat di Desa Meko: Anak 8 th Sembuhkan Banyak Orang
Pdt Damanik: Ini mujizat luar biasa(1)Orang Buta Melihat yang Lumpuh Berjalan..
Kisah mujizat dari Desa Meko, turut diamini Pdt Rainaldy Damanik. Bahkan Ketua Umum GKST ini sempat menemui dan berdialog dengan Selvin Bungge di Desa Meko. “Ketika itu, tanggal 16 Februari malam. Tiba-tiba saya ditelepon. Dan yang menelepon adalah Selvin. Dia meminta saya datang ke Meko. Karena sudah mendengar beritanya, saya kemudian mengiayakan,” aku Pdt Damanik dalam wawancara dengan Komentar, tadi malam.
Ketika bertemu, Selvin menyapa Pdt Damanik dengan sebutan “opa.” “Begitu bertemu, Selvin bilang kepada saya, selamat pagi opa. Baru kali ini saya dipanggil opa. Biasanya masyarakat memanggil saya papa nanda, abang atau Pdt Damanik,” cerita Damanik. Karena penasaran, Damanik pun bertanya kenapa Selvin memanggilnya opa. “Itu agar menjadi teladan,” jawab Selvin seperti dikutip Damanik.
Lantas Selvin menarik tangan Pdt Damanik untuk mengajak mendoakan orang-orang yang sedang sakit. Saat itu banyak orang sakit terbaring meminta disembuhkan. “Mereka terbaring sana-sini. Ketika didoakan, saya lihat langsung yang buta bisa melihat dan yang lumpuh bisa berjalan. Saya takjub, luar biasa. Banyak orang yang disembuhkan,” ungkap Damanik.
Menurut Damanik, pada tanggal 19 Februari, dirinya kembali dipanggil Selvin dari Tentena menuju Meko. Ketika bertemu, Selvin mengajaknya ke pantai yang tidak jauh dari Meko. “Dalam dialog itu, Selvin meminta agar tolong mendoakan orang-orang yang mencari kesembuhan. Kata-katanya saat itu bukan seperti keluar dari seorang anak berumur 8 tahun,” kata Damanik.
Dalam pembicaraan itu, Selvin mengatakan, “Opa, kalau kita sembuh secara rohani, maka kita sembuh secara jasmani. Dia juga mengatakan, bukankah doa bapa kami adalah satu-satunya doa yang diajarkan Tuhan Yesus. Dan maksud bapa kami adalah bapa semua orang,” ungkap Damanik menceri-takan pembicarannya dengan Selvin.
Tak hanya itu, Selvin juga, lanjut Damanik, mengatakan, agar semua orang menerapkan isi dari doa bapa kami terutama mengenai “berikan makanan kami secukupnya ….” Selvin meminta agar beritakan kepada orang-orang untuk tidak rakus. “Tapi milikilah makanan secukupnya.”
Kisah mujizat dari Desa Meko(2)
Selvin: Ampunilah Orang yang Bersalah
“AMPUNILAH kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami “ Ini adalah sepenggal kalimat dalam Doa Bapa Kami yang ditulis dalam Kitab Matius 6:9-13. Menurut Selvin, sebagaimana dituturkan Pdt Rainaldy Damanik, doa ini harus benar-benar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. “Oleh sebab itu kita jangan saling menghakimi,” ungkap Selvin dalam dialognya dengan Pdt Damanik.
Oleh sebab itu, ketika melakukan penyembuhan terhadap orang-orang sakit, isi dari doa ini harus benar-benar dipraktikan bagi mereka yang ingin mendapatkan penyembuhan. Tak heran ada beberapa dari pasien yang datang kepada dokter cilik ini, disuruh pulang kembali oleh Selvin, dan dimintakan agar menyelesaikan atau meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan mereka terhadap orang lain, atau memberi maaf atas kesalahan orang terhadap mereka. Sebab menurut Pdt Damanik, Selvin mengatakan, kesembuhan jasmani atas berbagai penyakit harus didahului dulu dengan penyembuhan rohani.
“Opa, kalau kita sembuh secara rohani, maka kita sembuh secara jasmani,” kata Selvin seperti dikutip Damanik. Pada bagian lain, Damanik mengatakan, apa yang terjadi di Desa Meko, benar-benar sebuah peristiwa luar biasa. Pasalnya, saat ini, sudah ada ribuan orang berdatangan. Mereka ini selain meminta kesembuhan, juga ingin melihat dari dekat di penyembuh cilik, Selvin. Dan tidak sedikit dari para tamu ini, tinggal berhari-hari di Meko. Bahkan karena rumah penduduk tidak bisa menampung, sampai-sampai mereka membangun tenda-tenda di lapangan terbuka.
“Hebatnya, tidak ada yang namanya semacam panitia. Mereka membangun tenda sendiri dengan tertib. Kendaraan juga banyak datang di Desa Meko, tapi tidak ada kendaraan yang harus diatur-atur, mereka tertib berlalu-lintas. Semua orang dari berbagai agama menyatu di tempat itu. Ini benar-benar rekonsiliasi sejati. Luar biasa !” kata Damanik.
Namun begitu, yang disayangkan, lanjut Damanik, dari peristiwa mujizat tersebut, masih saja ada sejumlah orang yang notabene pelayan Tuhan, malah masih meragukan pekerjaan Tuhan yang terjadi di Meko.
“Ada yang meragukan, sampai-sampai menyebut nabi palsu dan sebagainya. Tapi mana mungkin itu, karena ibadah yang dilakukan menggunakan doa Bapa Kami dan lagu yang dilantunkan Allah Kuasa. Yah, memang iblis itu ada. Yang pasti sudah banyak orang disembuhkan. Ini mujizat dan luar biasa,” kunci Pdt Damanik yang pernah disuruh pulang oleh Selvin seraya mengatakan, “Ada orang yang sedang menunggu memerlukan opa (Pdt Damanik, red).” Dan setelah Pdt Damanik kembali ke Tentena, ternyata perkataan Selvin itu benar adanya. “Di rumah memang ada orang yang sedang menunggu dan sangat memerlukan saya,” kata Damanik memberikan kesaksiannya.
Sementara beredar informasi, Ibu Selvin juga sudah bisa melakukan penyembuhan. Menurut kabar, aku Damanik, Selvin sebagai anak kecil, merasa letih melakukan penyembuhan sendiri, sehingga dia meminta kepada Tuhan melalui doa, agar ibunya bisa melakukan hal yang sama se-perti yang dilakukannya. “Dan itu terjadi.”
Kisah mujizat dari Desa Meko (3)
Keluarga Turang: Mujizat Tuhan Memang Terjadi …
IMAN lahir dari pendengaran akan Firman Yesus Kristus. Itulah yang diyakini Keluarga Turang-Wuisan. Saat dihubungi Komentar via telepon Kamis (22/03) kemarin, Ibu Helmy Wuisan sedikit terkejut dan tak menyangka kalau kabar perubahan kondisi suaminya usai mengikuti doa di Desa Meko diketahui harian ini. Dengan sukacita iman Ibu Helmy menceritakan apa yang dialami suaminya.
“Memang suami saya (Wellem Turang) menderita komplikasi berbagai penyakit, tetapi usai mengikuti doa dan penyerahan di Desa Meko yang dipimpin Selvin, ada perubahan mencolok yang dialami suami saya. Ini iman kami, jika kami sungguh-sungguh percaya dan menyerahkan sungguh-sungguh kehidupan di tangan Yesus Kristus pasti kami akan mengecapi berkat kesembuhan, meski tidak langsung sembuh total tapi ada perubahan besar terjadi pada suami saya,” ceritanya.
Namun Ibu Helmy mengakui, mujizat kesembuhan benar-benar terjadi di Desa Meko. Sebab dirinya melihat langsung seorang nenek yang sudah buta, meski tak dijamah lewat doa khusus oleh Selvin, tapi karena nenek itu sungguh-sungguh dalam pujian dan penyembahan serta penyerahan penuh kepada Tuhan Yesus, mujizat dikecapinya.
“Nenek yang buta itu langsung melihat dan saya menyaksikan sendiri apa yang terjadi, meski tak langsung dijamah dan didoakan tetapi suasana mujizat di Desa Meko itu benar-benar nyata dan nenek itu merasakannya,” tukasnya. Di akhir pembicaraan Ibu Helmy justru mengatakan, untuk membuktikan apa yang terjadi, sebaiknya melihat langsung di Desa Meko. “Anda akan melihat dari berbagai latar belakang suku, ras dan agama berkumpul untuk melihat kemurahan Tuhan yang terjadi,” katanya mengakhiri pembicaraan.
Kisah nyata penyembuhan yang dilakukan gadis cilik, Selvin Bungge, terhadap orang-orang sakit di Desa Meko, Kabupaten Poso, dengan cepat meluas dan menjadi buah bibir, tidak hanya se Sulteng dan Sulut, melainkan di sejumlah daerah se-Indonesia. Tak heran, orang yang datang di Meko, ada yang berasal dari berbagai daerah di luar Sulawesi.
Redaksi koran ini juga menerima sejumlah telepon dari pembaca yang menanyakan tentang penyembuhan di Meko. Sementara kalangan rohaniawan Kristen Sulut ketika diwawancarai mengamini bahwa mujizat itu datang dari Allah dan kadang menggunakan perantara manusia, dan salah satunya Selvin, gadis cilik berumur 8 tahun.
Pucuk Pimpinan KGPM Gbl. Tedius Batasina menerangkan, dalam teologi Kristen, mujizat dapat terjadi atas kehendak Allah. Tuhan memakai orang-orang yang diberi karunia. Seperti halnya yang dialami gadis cilik berusia delapan tahun bernama Selvin Bungge, asal Desa Meko di Kecamatan Pamona Selatan, Kabupaten Poso (Sulteng) yang memiliki kemampuan untuk menyembuhkan banyak orang sakit.
“Segala sumber mujizat itu sesungguhnya berasal dari Allah, dan dikirimkan dalam bentuk karunia kepada orang-orang tertentu. Namun demikian, yang terpenting adalah, bagaimana keimanan kita secara total terfokus kepada Tuhan. Sebab, manusia hanyalah alat. Keyakinan tentang mujizat yang terutama adalah kepada siapa kita menyembah dan percaya. Tentunya, tidak bukan tidak lain hanyalah kepada Tuhan semata. Sebab, kita tahu bahwa Tuhan adalah segala-galanya. Dan dalam kasus ini Tuhan, telah membantu umatnya dengan memakai perantara,” jelasnya.
Sedangkan Pastor Fred Tawaluyan menilai, penyembuhan di Poso hendaknya dibaca sebagai sapaan Tuhan terhadap umat-Nya lewat peristiwa alam. Karena atas pelbagai dan banyak cara, kesempatan dan waktu, Tuhan ingin menegur kita.
Untuk itu, menurutnya, hal yang perlu dipertanyakan, apakah kita peka? Sebab, katanya, hal seperti ini jangan terlalu cepat dinilai sebagai mujizat. Mungkin saudara kita, adik kecil tersebut, mendapat kharisma dan anugerah khusus dari Tuhan untuk membantu orang banyak, seperti halnya menyembuhkan berbagai penyakit atau yang lainnya. “Kalau peristiwa itu terjadi di luar batas kemanusiaan dan diimani sebagai peristiwa ilahi, pantas disebut mujizat. Tapi, kalau memang ada iman, maka mujizat itu pasti mungkin,” ujarnya.
Presiden of Asia Fellowship of Mission 21 Partner Churches/Vice President of International Synod of Mission 21, Pdt Dr Nico Gara MA berpendapat bahwa, Tuhan bisa memakai apa saja dan siapa saja untuk melakukan dan menjankan kehendakNya. Seperti contoh kasus di Poso, menurutnya, Tuhan telah memakai perantara gadis cilik untuk menjalankan kehendakNya, yaitu membantu menyembuhkan orang sakit.
“Sebenarnya tidak ada hal yang aneh, karena mujizat itu juga terjadi kepada setiap manusia,” ucapnya. Ia mencontohkan, seperti halnya kelebihan yang dimiliki oleh seorang dokter yang telah menyembuhkan orang sakit, menurutnya juga merupakan mujizat, dan atas karunianya ia memiliki ke-ahlian khusus.
Senada dikatakan Ketua Bamag Manado Pdt Johan Manampiring. Menurutnya, kita harus percaya segala mujizat itu selalu ada dan akan terjadi dalam kehidupan nyata manusia. “Yang pasti, mujizat merupakan suatu hal yang harus kita syukuri. Karena, kita telah diberi kelebihan tersendiri. Dan kita harus ingat di balik kelebihan dan hal yang menonjol yang kita miliki, jangan menjadikan diri kita menjadi sombong, angkuh. Namun harus diingat, semua terjadi karena Tuhan,” tegasnya.
Mujizat Natal - Kisah-Kisah Nyata
oleh Redaktur
Natal akan menjelang tiba. Sekalipun memang kelahiran Yesus Kristus tidaklah dapat dipastikan jatuh pada tanggal 25 Desember tetapi tetap tidak diragukan bahwa Yesus Kristus pernah dilahirkan oleh anak dara Maria di suatu tempat di Bethelem pada suatu tanggal lebih dari 2000 tahun yang lalu.
Hanya karena tanggalnya yang pasti tidak dapat kita tentukan, apakah itu berarti tidak ada yang harus dirayakan? Kelahiran Yesus Kristus merupakan suatu mujizat dan kehidupan-Nya juga penuh dengan mujizat. Mujizat tidak berakhir dengan kematian-Nya yang disusuli oleh kebangkitan - suatu hal yang masih belum dapat diciplak oleh manusia tidak kira betapa canggihnya teknologi zaman ini.
Dan mujizat terus terjadi sampai ke hari ini terutamanya di hari-hari menjelang Natal, bukan karena Tuhan hanya berkarya di musim Natal tetapi karena agen-agen-Nya, yaitu umat-umat-Nya lebih cenderung untuk membuka diri menjadi saluran berkat dan kasih bagi orang di sekitarnya pada musim Natal. Berikut adalah beberapa kisah nyata yang dialami oleh orang-orang biasa karena tindakan-tindakan kasih oleh orang-orang yang biasa-biasa juga.
Hal-hal yang mendefinisikan semangat Natal adalah hal-hal yang kita lakukan bagi sesama manusia dan bukannya terang-terang lampu, lagu-lagu dan hadiah-hadiah yang kita terima. Ingatlah, tindakan kasih dan kemurahan kita bisa saja menjadi jawaban doa bagi orang lain.
Malaikat yang Berbaju Merah
Dua hari sebelum Natal, Michelle dengan berat hari berbelanja ke toko dekat rumahnya. Sebagai seorang ibu tunggal yang harus membesarkan 5 anak sendirian, hidupnya terasa berat. Ia hanya mempunyai $35 dan kartu ATM-nya sudah diblokir.
Dua hari sebelum Natal, Michelle dengan berat hari berbelanja ke toko dekat rumahnya. Sebagai seorang ibu tunggal yang harus membesarkan 5 anak sendirian, hidupnya terasa berat. Ia hanya mempunyai $35 dan kartu ATM-nya sudah diblokir.
Tetapi ia tahu Natal sangat penting bagi anak-anak. Ia berusaha untuk membeli bahan-bahan makanan yang murah untuk menyiapkan hidangan Natal yang sederhana bagi keluarganya. Di meja kassa terkumpul belanjaannya - kentang, sayuran, daging asinan dan beberapa keperluan untuk membuat hidangan pencuci mulut bagi anak-anaknya yang kecil. Total yang harus dibayarnya, $85.24. Ia coba menggunakan kartu ATM-nya. Seperti yang diduga, kartunya ditolak. Di belakangnya antrian sudah panjang dan banyak muka-muka yang sudah tidak sabar lagi. Ia mengigit bibirnya dan berusaha untuk menahan air matanya dari menetes. Anak bungsunya yang berumur dua tahun mulai merengek sambil menarik-narik lengan bajunya.
Michelle mulai mengurangi barang belanjaannya, daging asin dikembalikan ke dalam keranjang. "Air mata saya mulai menetes. Saya merasa malu." Tiba-tiba seorang wanita muda yang berdiri di belakangnya menepuk-nepuk bahunya. Di waktu yang bersamaan, kasir mengembalikan barang belanjaannya sambil berkata, "Hari ini Anda beruntung". Saya kaget, "Apa?"
Ia mengangguk kepada wanita cantik yang berbusana merah yang tadinya menepuk bahu saya, dan berkata, "Udah dibayar oleh dia."
Saya tidak tahu harus berkata apa dan saya hanya memandang padanya dan berkata, "Terima kasih."
Malaikat yang berbaju merah itu berkata, "Nga masalah, saya juga pernah mengalami waktu-waktu sulit. Selamat Natal.’
Sang kasir, Cynthia Pousinho berkata, "Kami semua merasa terharu. Wanita yang berbelanja itu (Michelle) menangis, teman saya yang membantu mengepak barang belanjaan turut menangis. Tetapi wanita yang membayar itu tidak menganggap apa yang dilakukannya sesuatu yang luar biasa. Ia hanya berkata, "Saya tahu bagaimana rasanya, dan menyodorkan selembar $100."
Michelle merasa bahwa ia seperti sedang bermimpi. "Saya terkejut dan terharu. Hal-hal seperti ini tidak terjadi. Saya berpikir, "Memang Tuhan ada. Saya harap wanita itu tahu betapa berartinya apa yang telah dia lakukan buat kami...kami sangat menghargai apa yang telah ia lakukan."
Itulah yang Yesus mau saya lakukan...
Pertengkaran dengan istrinya membuat hati Dan resah dan pikirannya berkecamuk. Untuk menenangkan diri ia memutuskan untuk mengelilingi kota dengan sepeda motornya. Tidak lama setelah memasuki jalan tol ia melihat saya mendorong sepeda motor karena ban belakang motor saya kempis. Dan melambaikan tangan ke arah saya, pada awalnya saya pikir ia sedang mengolok saya. Tetapi ternyata ia keluar dari tol dan masuk kembali di arah yang berlawanan dan menghampiri saya. Setelah mengecek keadaan ban yang kempis itu, Dan menawarkan untuk kembali ke rumahnya dan membawa mobil gerbong untuk mengeluarkan sepeda motor saya dari jalan tol. Jarak rumahnya dari jalan tol itu sekitar 30 km dan saya agak kaget kenapa ia mau melakukan itu padahal saya tidak dikenalnya.
Pertengkaran dengan istrinya membuat hati Dan resah dan pikirannya berkecamuk. Untuk menenangkan diri ia memutuskan untuk mengelilingi kota dengan sepeda motornya. Tidak lama setelah memasuki jalan tol ia melihat saya mendorong sepeda motor karena ban belakang motor saya kempis. Dan melambaikan tangan ke arah saya, pada awalnya saya pikir ia sedang mengolok saya. Tetapi ternyata ia keluar dari tol dan masuk kembali di arah yang berlawanan dan menghampiri saya. Setelah mengecek keadaan ban yang kempis itu, Dan menawarkan untuk kembali ke rumahnya dan membawa mobil gerbong untuk mengeluarkan sepeda motor saya dari jalan tol. Jarak rumahnya dari jalan tol itu sekitar 30 km dan saya agak kaget kenapa ia mau melakukan itu padahal saya tidak dikenalnya.
Setelah menunggu sekitar 1 jam, Dan kembali dan menaikkan sepeda motor ke dalam mobil gerbong yang dipinjam dari temannya. Dalam perjalanan ke tempat tinggalnya kami sempat obrol dari situlah saya tahu namanya Dan dan ia seorang Kristen. Ia berkata bahwa ia membantu saya karena ia pikir itulah yang Yesus mau dia lakukan.
Dan bukan saja membawa sepeda motor saya ke kota tempat tinggalnya tapi menawarkan untuk menghantar saya ke rumah saya yang jaraknya sekitar 45 km dari kotanya. Berarti Dan harus menempuh perjalanan selama 90 km pulang-pergi hanya untuk menghantar saya. Keesokan harinya ia menelepon saya dan memberitahu saya bahwa ia telah menambal ban saya yang kempis itu! Waktu saya mengambil sepeda motor saya Dan menolak untuk menerima bayaran padahal pasti ia telah menghabiskan banyak waktu dan biaya untuk menambal ban saya. Belum lagi uang bensin yang harus ditanggungnya karena menghantar saya pulang kemarin.
Setelah peristiwa ini kami sempat beberapa kali obrol di telpon tetapi setelah itu kami masing-masing sibuk dan kehilangan jejak. Sekarang saya tidak tahu di mana Dan tinggal. Tapi saya mau mengucapkan terima kasih kepadanya jika ia sempat membaca ini. Kebaikan dan kemurahan hatinya terhadap seorang yang sama sekali tidak dikenalnya sangatlah dihargai!
Lingkaran kasih
Oleh Jon, Kampala Uganda
Oleh Jon, Kampala Uganda
Ibu saya telah memberitahu saya dan Karin, adik saya bahwa Natal tahun ini akan sangat sederhana, kami hanya akan mendapatkan satu hadiah kecil dan tidak akan ada perayaan istimewa. Ayah kami baru saja meninggalkan kami dan kami tinggal jauh dari sanak saudara, jauh dari teman-teman, ibu tidak punya penghasilan tetap dan kami juga tidak punya banyak harapan bagi masa depan kami. Bagaimanapun, setiap malam saya berdoa untuk mujizat terjadi.
Pada malam menjelang Natal, kami mendengar bunyi ketukan pintu, ibu dan saya keluar ke serambi kecil di depan rumah kami. Kami melihat dua pria dengan dua keranjang besar yang dipenuhi oleh makanan dan hadiah-hadiah. Air mata ibu mulai mengalir, air mata sukacita dan mungkin juga sedikit kesedihan. Ia dibanjiri rasa tidak percaya. Karin dan saya cukup senang karena tidak menyangka kami akan mendapat hadiah yang begitu banyak. Ternyata kedua pria itu adalah tetangga kami, dan walaupun kami tidak begitu saling kenal tetapi mereka merasakan bahwa kami membutuhkan bantuan dan mereka mau melakukan sesuatu supaya Natal kami terasa spesial. Kami menerima makanan, gula-gula, kueh-kueh kering, mainan dan berbagai hadiah yang lain.
Sekarang banyak tahun sudah berlalu, dan saya sedang melewati daerah kumuh di Kampala, Uganda. Saya di sini untuk membantu membangun sekolah. Hujan baru saja berhenti dan jalan dipenuhi lumpur kotor yang berwarna merah tua. Di arah yang berlawanan saya melihat seorang wanita berjalan bertatah-tatih sambil memegang sepatu untuk melindungi sepatunya dari lumpur. Saya memandang wajahnya dan mata kami bertemu. Secara instan saya tahu, saya tidak mengerti bagaimana saya tahu tetapi informasi itu datang begitu saja. Dan hal ini bukan hanya terjadi kali ini. Saya tahu wanita itu sedang mencari pekerjaan dan ia membutuhkan uang untuk membiayai hidup keluarganya. Saya berhenti sejenak dan memandang ke dia. Ia memakai pakaian yang dibeli dari pasar yang menjual pakaian rombengan. Dan besar kemungkinan itulah pakaian terbaik yang dimilikinya.
Saya bertanya kepada dia, "Anda tidak punya uang transpor ya?" Ia mengangguk, "Saya tidak punya makanan untuk anak-anak saya." Saya merogoh kocek dan mengeluarkan uang $50 dan juga memberikan uang receh untuknya naik angkutan umum. Uang $50 cukup untuk dia membeli makanan bagi keluarganya selama sebulan.
Seraya saya memberikan uang itu kepadanya, ia menangis dan memberitahu saya ia tidak seharusnya menerima uang itu, tetapi ia terpaksa, dan ia akan mendoakan saya. Katanya lagi, "Pagi tadi saya berdoa untuk mujizat, untuk suatu tanda dan siangnya saya bertemu Anda."
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan kami masing-masing. Ia bersukacita dengan jawaban doanya dan saya merenungkan apa yang baru saya alami, apa yang baru saja kami alami. Saya menyadari bahwa saya baru saja mengambil bagian di dalam satu rencana ilahi, satu lingkaran yang berjalan terus yang mengizinkan mujizat untuk terus berlangsung. Dulu saya menerima dan berkat anugerah-Nya, sekarang saya mampu untuk memberi.
(Malaikat Berbaju Merah, berdasarkan Christmas Miracles, New Standard, 1996. Itulah yang Yesus mau saya lakukan...berdasarkan sharing oleh Anonim di website Random Acts of Kindness.)
Langganan:
Postingan (Atom)